Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

Cakra Alfath

Asuransi mempunyai peranan penting yang digunakan sebagai antisipasi guna mencegah terjadinya kerugian finansial secara tak terduga, seperti kecelakaan, kematian, sakit, kasus pencurian, kerusakan properti, dan sebagainya.

Umumnya, asuransi juga terbagi berdasarkan prinsipnya, yakni asuransi syariah dan asuransi konvensional. Jika ingin melihat produk asuransi unit link dan lainnya bisa cek di sini!

Selain produk asuransi syariah, ada juga kredit mobil syariah untuk Anda yang ingin memberikan proteksi pada kendaraan tanpa unsur riba. Hanya saja, dalam mengajukan prosesnya, Anda harus mendatangi bank syariah.

Nah, buat lebih jelasnya mengenai asuransi syariah, hingga perbedaannya mari simak dalam artikel berikut ini!

Apa Perbedaan Antara Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional?

Perbedaan Antara Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

Asuransi syariah adalah kegiatan yang dijalankan berdasarkan prinsip syariat agama Islam. Kini, banyak sekali pihak perusahaan yang telah menghadirkan produk asuransi sesuai syariah hukum yang berlaku.

Jenis asuransi ini memang diperuntukkan bagi umat Muslim agar terhindar dari hukum yang bertentangan.

Setiap nasabah akan saling menanggung risiko dengan menghibahkan sebagian atau seluruh dana tabarru. Istilah ini sering disebut sebagai sharing of risk. Kemudian, dana tersebut digunakan untuk membayar klaim jika ada nasabah lain yang sedang mengalami musibah.

Perusahaan juga bertindak sebagai pemegang amanah untuk mengelola dan menginvestasikan dana yang berasal dari kontribusi nasabah. Oleh karena itu, perusahaan hanya bertindak sebagai koridor operasional saja dan bukan penanggung.

Jika ditarik garis besarnya, kedua asuransi tidak jauh berbeda. Untuk melihat perbedaan yang paling menonjol adalah dari prinsip dasar, khususnya dalam keuangannya.

Untuk asuransi konvensional, kesepakatan yang terjadi antara kedua pihak adalah menyediakan jaminan dari sesuatu yang sudah dijanjikan.

Perusahaan yang telah berlandaskan syariah juga tidak diperbolehkan melakukan investasi uang pada bisnis yang bertentangan dengan hukum Islam.

Selain itu, produk asuransi syariah pun tidak membebankan bunga setiap pembelian ataupun cicilan. Mengapa? Karena, menghindari konsep riba yang melanggar syariah agama Islam.

Manfaat Menggunakan Asuransi Syariah

Tujuan adanya asuransi syariah bukan mendapatkan laba yang besar, tetapi meningkatkan kesejahteraan sekaligus mengembang ajaran agama Islam.

Dengan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari, tentu asuransi yang dijalankan juga bermanfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar. Berikut manfaat yang bisa didapatkan.

1. Terhindar dari Riba

Seperti yang sudah disampaikan, asuransi dengan prinsip syariah bermanfaat untuk menghindari riba. Caranya, yakni asuransi berbasis syariah tidak perlu membayar premi.

Sebab, akad yang dilakukan pada asuransi bukanlah menukar uang premi dengan klaim, tetapi sifatnya bergotong royong bersama para nasabah lainnya.

2. Mengedepankan Prinsip Tolong Menolong

Asuransi berbasis syariah juga menggunakan prinsip risk sharing yang artinya saling berbagi risiko kepada peserta yang telah membayarkan kontribusi.

Dana yang terkumpul akan dikelola oleh perusahaan, kemudian disalurkan kepada orang yang membutuhkan.

3. Premi Asuransi Tidak Hangus

Jika menggunakan produk asuransi konvensional, tentunya premi bisa hangus. Hal ini berbeda dengan asuransi berbasis syariat agama Islam, di mana premi yang disetorkan tidak akan hangus atau dikembalikan bila tidak ada pengajuan klaim.

Tips Mengajukan Kredit Syariah

Produk asuransi syariah tidak akan membebankan nasabah berupa bunga untuk setiap cicilan. Untuk mengajukan kredit, tentunya harus mengunjungi perusahaan yang sudah menerapkan prinsip syariah.

Sebelum memilihnya, pastikan tidak salah dalam memilih. Berikut tips yang bisa diikuti.

1. Memastikan Lembaga Penyedia Kredit Sudah Sesuai

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memastikan lembaganya sudah menjalankan prinsip sesuai syariat agama Islam. Sekarang, sudah banyak lembaga yang menyediakan layanan program kredit berbasis syariah.

Agar mencegah hal yang tidak diinginkan, pastikan Lembaga sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan demikian, dapat dipastikan kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi.

2. Mempersiapkan Syarat Kelengkapan

Agar proses pengajuan kredit cepat selesai tanpa perlu menunggu waktu lama. Anda bisa memastikan semua syarat dokumen sudah lengkap, seperti BPKB, STNK, buku service rutin, dan sebagainya.

Hal ini memudahkan penyedia kredit mengetahui rekam jejak atau riwayat dari kendaraan untuk mencegah kerugian di kemudian hari.

3. Mengecek Kondisi Kendaraan

Setelah melihat isi surat kelengkapan kendaraan, Anda juga perlu memperhatikan kondisi mobil yang akan diambil.

Pastikan sudah mengeceknya secara menyeluruh sebelum menyetujui kredit. Anda bisa mengecek kondisi dalam mobil, apakah aman atau masih dalam kondisi bagus.

Lalu, cek juga performa kendaraan agar tidak merasa rugi setelah melakukan kredit. Bagaimana, tertarik untuk mengajukan asuransi syariah? Yuk, mulai asuransi sekarang juga!

Penulis

Cakra Alfath